Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Fakta Psikologis Penyebab Anak Jadi Pemarah, Orang Tua Wajib Tahu!

Fenomena anak yang sering marah atau menunjukkan perilaku agresif bukan sekadar fase yang akan berlalu begitu saja. Dalam dunia psikologi, perilaku ini bisa menjadi cerminan dari kondisi emosional dan lingkungan tempat anak bertumbuh. Bagi para orang tua, mengenali penyebab di balik sikap pemarah anak adalah langkah awal yang sangat penting untuk membantu mereka mengelola emosi dengan sehat.




Nah, Warganet, berikut ini adalah 7 fakta psikologis penyebab anak menjadi pemarah yang perlu dipahami oleh setiap orang tua:


1. Anak Masih Belum Pandai Mengelola Emosi

Anak-anak, terutama usia dini, belum sepenuhnya mampu mengenali dan mengekspresikan emosi mereka dengan benar. Ketika mereka kesulitan menyampaikan perasaan, frustrasi bisa muncul dan berubah menjadi kemarahan. Ini adalah proses alami, namun perlu dibimbing dengan pendekatan yang tepat.


2. Meniru Lingkungan Sekitar (Modeling)

Menurut teori sosial-kognitif Albert Bandura, anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Jika mereka sering melihat orang tua atau pengasuh bersikap marah, maka besar kemungkinan mereka akan meniru perilaku tersebut sebagai cara menyelesaikan masalah.


3. Lingkungan Rumah yang Tidak Kondusif

Rumah yang penuh konflik, pertengkaran, atau bahkan kekerasan verbal dan fisik, dapat menciptakan ketidakamanan emosional bagi anak. Anak yang tumbuh dalam kondisi seperti ini cenderung sulit mengatur emosinya dan lebih mudah tersulut emosi.


4. Masalah Komunikasi dan Kurangnya Rasa Didengar

Banyak anak merasa bahwa kebutuhan atau perasaan mereka tidak dipahami oleh orang dewasa. Ketika komunikasi tidak berjalan dua arah, anak bisa merasa frustrasi dan mengungkapkan emosinya melalui kemarahan.


5. Pengalaman Trauma yang Tidak Teratasi

Pengalaman traumatis, seperti kehilangan, kekerasan, atau kecelakaan, bisa menyebabkan gangguan emosional. Dalam banyak kasus, anak mengekspresikan rasa takut dan tidak aman itu melalui kemarahan sebagai bentuk pertahanan diri.


6. Gaya Pengasuhan yang Terlalu Keras atau Tidak Konsisten

Orang tua yang terlalu otoriter atau tidak konsisten dalam menerapkan aturan bisa membuat anak merasa bingung dan tertekan. Ini dapat memicu perilaku memberontak dan pemarah sebagai bentuk ekspresi dari rasa tidak nyaman.


7. Pengaruh Orang Tua yang Sering Marah

Penelitian dari De Raeymaecker dan Dhar (2022) menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang sering marah cenderung mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, bahkan hingga dewasa. Paparan terhadap kemarahan secara terus-menerus dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak anak.


Tips Mengatasi Anak Pemarah dengan Pendekatan Positif

Jika anak Warganet menunjukkan gejala seperti di atas, jangan panik. Berikut ini beberapa pendekatan yang bisa diterapkan:

  • Ajarkan teknik menenangkan diri, seperti tarik napas dalam dan berhitung.

  • Bantu anak menamai emosinya agar ia lebih mudah mengidentifikasi perasaan yang muncul.

  • Jangan memberikan nasihat saat anak sedang marah, tunggu sampai emosinya lebih stabil.

  • Gunakan konsekuensi yang logis dan konsisten, bukan hukuman yang keras.

  • Bangun komunikasi dua arah, ajak anak berdiskusi untuk mencari solusi bersama.


Kesimpulan

Memahami akar penyebab anak menjadi pemarah bukan hanya membantu mereka tumbuh dengan lebih sehat secara emosional, tetapi juga menciptakan hubungan orang tua-anak yang lebih harmonis. Pendekatan yang empatik dan konsisten sangat dibutuhkan dalam proses ini. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional jika perilaku anak dirasa semakin sulit dikendalikan.

Yuk, mulai dari rumah sendiri untuk menciptakan suasana yang hangat dan penuh kasih sayang. Anak yang merasa aman secara emosional akan lebih mudah belajar mengelola emosinya dengan baik.


Tag Kata Kunci:
anak pemarah, psikologi anak, penyebab anak marah, pola asuh positif, parenting, anak emosional, cara mengatasi anak marah


Sumber:
https://www.merdeka.com/jateng/menurut-psikologi-ini-penyebab-anak-jadi-pemarah-orangtua-wajib-tahu.html